November 10, 2016

Majapahit runtuh tahun 1527M [Analisa De Graaf dan Pegeaud]

buku karya de Graaf dan Pegeaud judul Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa thumbnail 1 summary

buku karya de Graaf dan Pegeaud judul Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa


De Graaf dan Pegeaud berpendapat bahwa kerajaan Majapahit runtuh pada tahun 1527M karena serangan dari Demak sultan Tranggana. Selain berpegang pada catatan berita Babad Sangkala, penempatan tahun 1527M sebagai tahun keruntuhan Majapahit didukung beberapa sumber berita lainnya.
Dalam laporan Portugis mengenai perjalanan ke kepulauan Maluku yang disusun oleh Loaisa pada tahun 1535 diberitakan bahwa di Jawa terdapat raja-raja yang masih kafir maupun raja-raja yang sudah masuk Islam. Yang terbesar diantaranya ialah raja Demak, yang terus-menerus memerangi orang Portugis. 


Dari pemberitahuan itu, de Graaf menyimpulkan bahwa pada tahun 1535M, Majapahit sudah tidak ada lagi, atau setidak-tidaknya bukan lagi merupakan kekuasaan politik yang berarti.

De Graaf dan Pegeaud dalam bukunya judul KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI JAWA, berpendapat, tahun kejadian yang paling mendekati kebenaran tentang jatuhnya kota kerajaan Majapahit ialah tahun 1527M. Pada tahun itu atau sekitar tahun itulah kediri konon jatuh. Itu menurut daftar tahun kejadian Jawa dalam Babad Sangkala, yang memberitakan penaklukkan daerah yang dilakukan oleh raja Demak.

Bahwa dalam berita-berita sekitar tahun 1500M, yang dimaksud dengan Daha-Kediri itu mungkin Majapahit. nama Majapahit tidak dicantumkan dalam kronik tersebut, padahal jatuhnya kota tersebut semestinya tercatat juga. [ de Graaf hal 62].

De Graaf dan Pegeaud masih menyebutkan, bahwa tahun 1527M merupakan waktu yang semakin mendekati ketepatan, kalau hal berikut dipertimbangkan. 

Pada tahun 1528M panglima perang Portugis di Malaka menerima beberapa utusan raja Panarukan di ujung timur Jawa, yang ingin mengadakan perjanjian perdamaian dan persahabatan dengannya. [Barros, de Asia, Dekade IV, buku I, bab 17]. Sudah lebih dari satu abad Panarukan merupakan daerah taklukkan Majapahit. Karena dalam berita ini tidak disebutkan adanya seorang maharaja, dapat diambil kesimpulan bahwa Panarukan sudah menjadi merdeka, sebab Majapahit telah direbut oleh orang Islam. Mungkin raja Panarukan [masih belum beragama] bermaksud minta bantuan orang Portugis dalam menghadapi ancaman serangan dari orang Islam di Jawa Tengah. [Serangan itu memang terjadi pada tahun 1546: raja Demak gugur sebelum sampai di Panarukan, mungkin sebagai akibat peperangan itu] [De Graaf hal. 63]

De Graaf dan Pegeaud juga masih menyampaikan, bahwa berdasarkan cerita dari Madura, pada tahun 1450C [1528M], keluarga raja Madura telah menganut agama Islam, juga sangat menarik perhatian sehubungan dengan yang diuraikan di atas. Sesudah jatuhnya kota kerajaan Majapahit, jalan untuk perluasan daerah Islam di Jawa Timur semakin terbuka.

Jadi keruntuhan kerajaan Majapahit terjadi pada jaman kesultanan Demak dipimpin oleh sultan Tranggana. 

============