November 21, 2016

Sejarah Maluku dalam Hikayat Bacan

buku judul KEPULAUAN REMPAH-REMPAH karya M. Adnan Amal thumbnail 1 summary
buku judul KEPULAUAN REMPAH-REMPAH karya M. Adnan Amal


Pada tahun 1923, W. Ph. Coolhaas memublikasikan Hikayat Bacan dalam Tijdschrift van het Koninklijk Bataviaasch Genotschaap vam Kunsten en watenschap (Jilid LXIII , penerbitan kedua). Belakangan, hikayat ini diterbitkan terpisah dalam bentuk buku dengan judul Kroniek van het Rijk Batjan, dengan teks dalam bahasa Belanda dan Melayu. Sekalipun tidak diketahui siapa penulis Hikayat Bacan, suntingan Coolhaas ini merupakan salah satu sumber penting tentang sejarah Bacan dan kerajaan Maluku lainnya.

Hikayat Bacan menuturkan mitos kelahiran empat kerajaan Maluku secara agak berbeda dengan versoi Naidah dalam sejarah Ternate. Tokoh sentral dalam Hikayat Bacan masih tetap seorang Arab bernama Jafar Noh atau Jafar Sadek. Hikayat Bacan tidak menyebut nama istrinya, demikian pula tujuh bidadari khayangan, seperti dituturkan Naidah. Jika Naidah menyebutkan jumlah anak Jafar Sadek sebanyak empat orang dan semuanya laki-laki, maka Hikayat Bacan menyebut lima orang, empat laki-laki dan seorang perempuan. Kisah kelahiran raja-raja pendiri kerajaan di Maluku dalam versi Hikayat Bacan adalah sebagai berikut:

Di jaman dahulu kala, Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan bersambung menjadi satu semenanjung dan semuanya bernama Gapi. Di semenanjung ini terdapat banyak negeri yang dikepalai masing-masing kepalanya dengan kekuasaannya sendiri-sendiri. Kepala tiap-tiap negeri itu bergelar Ambasoya. Maka terdapatlah Ambasoya seperti Kasiruta, Sungebodol, Indapoat, Lata-Lata, Supae, Mandioli, Topa atau Ombi, Sungai Ra, Amasing, Salap, dan Samboki. Ambasoya adalah bahasa Bacan yang bermakna Ngofamantira atau Datu, yang berarti Kimalaha atau Sangaji.

Syahdan, tiba di tanah Gapi, seorang dari tanah Arab bernama Noh Ibnu Jafar Sadek. Ia memperoleh lima anak, empat laki-laki dan seorang perempuan, di atas bukit tanah Gapi. Ketika anak-anak itu sudah besar, bapaknya berkata kepada mereka: "Aku berdoa memohon kepada Alloh SWT supaya kamu dijadikan Raja Moloku di tanah yang berlain-lainan." Maka Jafar Sadek berdoa sesuai perkataannya itu.

Tiba-tiba datang gelap-gulita, guntur dan kilat, angin ribut serta hujan lebat semalam suntuk hingga terbit fajar di pagi hari. Ketika pagi tiba, semenanjung dari Ternate sampai Bacan sudah terputus-putus dan berselang-seling menjadi pulau Ternate, Tidore, Moti, dan Makian.

Maka tiap-tiap anak dari empat anak laki-laki itu diberi tempat, anak pertama bernama Said Muhammad Bakir atau Said Husin di atas gunung Makian dan bergelar Maharaja Yang Bertahta Kerajaan Moloku Astana Bacan, Negeri Komolo Besi Limau Dolik. Anak kedua menjadi Moloku Jailolo. Anak ketiga menjadi Moloku Tidore. Dan anak keempat menjadi Moloku Ternate. Yang kelima, anak perempuan, pergi ke tanah Gapi di Banggai dan bermukim di sana.

##########

#kisahSEJARAHklasik

Sumber: buku KEPULAUAN REMPAH-REMPAH karya M. Adnan Amal