November 16, 2016
Lanjutan diskusi sejarah masa akhir kerajaan Majapahit merujuk penafsiran Serat Pararaton bagian terakhir.
Shalahuddin Gh Siwi Sang:
sesuai nama mereka--Bhre Koripan, Bhre Pamotan, Bhre Mataram, dan Bhre
KrĂȘtabhumi--maka, tidakkah cukup jelas bahwa keraton mereka pun berada di
Koripan, Pamotan, Mataram, dan Kretabhumi, sebagaimana yang tersurat dari
nama-nama mereka? lalu mereka pergi dari keraton mana dan hendak ke mana? dari
sinilah aku mengendus kengawuran dari terjemahanmu.
Diskusi sebelumnya http://kisahsejarahklasik.blogspot.co.id/2016/11/prokontra-sejarah-keruntuhan-majapahit-6.html
Siwi Sang Dalam
prasasti 1447M menampilkan satu tokoh yang jadi bhre tumapel yaitu
singawikramawardana dyah suraprabhawa. inilah bhre prabhu yang disebut dalam
pararaton bag. akhir. tahun 1447M suraprabhawa jadi bhre tumapel gantikan
ayahnya yang pindah kantor di trawulan sebagai raja majapahit. sebelumnya
suraprabhawa jadi bhre pandansasas menhantikan bhre pandansalas II raden
jagulu. ini kan klop. berdasar pararaton ada tokoh yang anjeneng prabhu setelah
wafat hyang purwawisesa 1466M dan bhre prabhu ini pernah jadi bhre pandansalas
dan bhre tumapel. jadi tidak tepat jika bhre prabu ini dikata jadi raja
majapahit yang bertahta di kota tumapel. istananya di trawulan.
Shalahuddin Gh Siwi Sang:
tafsir sejarahmu nanti dulu, mas. aku mengajakmu diskusi terjemahan dulu. kalau
terjemahanmu ngawur, jelas tafsir yang diderivasikan dari terjemahan ngawurmu
pun akan awur-awuran. dan dampaknya, kamu akan menyesatkan pembaca-pembacamu.
Siwi Sang Julian@
bhre prabhu atau maharaja majapahit yang mokta ring kadaton i saka sonya nora
yuganing wong 1400C/1478M saya simpulkan adalah sri singawikrama wardhana dyah
suraprabhawa suami bhre singapura dyah seripura atau putra ketiga pasangan
maharaja wijaya parakrama wardana dyah kertawijaya dan permaisuri bhre daha
jayawardhani dyah jayeswari.
Siwi Sang Ok mas
shalahudin@ silakan tafsir menurut sampeyan. Saya tak nyemak dulu. Ning disambi
ngopi ben rodo adem. Sampeyan malah bilang aku ngawur ngawuran. Silakan diuji
secara ilmiah berdasar sumber beberapa prasasti yang ada serta berita pararaton
sejak tahun 1451M. jangan kita sesat menyesatkan dulu mas. saya juga punya
rujukan penelitian ahli sebelumnya. prof slamet juga kayaknya dalam pemugaran
persada dah ada revisi terkait bagian akhir pararaton ini. manggah lanjut. Tak
nyemak aku mas.
Shalahuddin Gh Siwi Sang:
kamu salah memaknai kata-kataku. aku belum menyesatkan terjemahanmu. kan aku
memakai kata "kalau".
Siwi Sang mas shalahudin@
katakanlah bhre prabhu yang sah saking kadaton tahun 1468M, silakan dipaparkan
dan tolong dijawab tiga poin pertanyaan saya di atas sana mas. suwun.
Shalahuddin Gh Siwi Sang:
sesuai kemampuanku sebagai editor, aku hanya ingin memastikan bahwa
terjemahanmu tidak ngawur. itu saja dulu.
Shalahuddin Gh Siwi Sang:
bagaimana bisa yang "sah" saking "kadhaton" itu kamu
nisbatkan pada empat orang sementara empat orang itu letaknya setelah verba
"sah"? logika teksnya bagaimana?
Shalahuddin Gh Siwi Sang:
baiklah, aku babar lebih gamblang lagi, ya.
<<Prabhu rong tahun tumuli sah saking kadhaton.>>
1. Kata "Prabhu" bisa diterjemah: menjadi prabhu.
2. "Prabhu rong tahun" bisa dimaknai: menjadi prabhu selama dua
tahun.
3. Kata "tumuli" di situ bermakna: "segera setelah itu"
atau "kemudian".
4. Kata "sah" di sini bisa diterjemah "pergi". dalam bahasa
jawa baru ini menjadi "kesah"?
5. Frasa "saking kadhaton" di situ bermakna "dari keraton".
Jadi jelas di sini. Jika diterjemah secara sedikit bebas, kalimat itu akan
menjadi: Menjadi prabu selama dua tahun, SEGERA SETELAH ITU pergi dari
keraton.
yang pergi dari keraton kamu nisbatkan ke empat orang yang disebut setelah
kalimat itu bagaimana kepriwe ceitanya?
Shalahuddin Gh Siwi Sang:
jika yang pergi dari keraton adalah Bhre Koripan, Bhre Pamotan, Bhre Mataram,
dan Bhre KrĂȘtabhumi, pertanyaannya adalah: keraton yang mana? adakah preseden
sebelumnya di dalam kalimat yang menyatakan mereka berempat berada di keraton?
Shalahuddin Gh Siwi Sang:
sesuai nama mereka--Bhre Koripan, Bhre Pamotan, Bhre Mataram, dan Bhre
KrĂȘtabhumi--maka, tidakkah cukup jelas bahwa keraton mereka pun berada di
Koripan, Pamotan, Mataram, dan Kretabhumi, sebagaimana yang tersurat dari
nama-nama mereka? lalu mereka pergi dari keraton mana dan hendak ke mana? dari
sinilah aku mengendus kengawuran dari terjemahanmu.
Supardi Ahaey Kusuka
baca tulisan mas damar sasongko , mudah dimengerti
Siwi Sang Bhre pandan
salas anjeneng ing tumapel anuli prabhu i saka brahmana naga kaya tunggal
1388C/ prabhu rong tahun tumuli sah saking kadaton putranira sang sinagara bhre
koripan bhre mataram bhre pamotan pamungsu bhre kertabhumi/ kapernah paman bhre
prabhu sang mokta ring kadaton i saka sonya nora yuganing wong
1400C.
Bhre pandansalas yang pernah bersemayam di tumapel atau menjadi bhre tumapel
naik menjadi prabhu pada tahun 1466M/ketika beliau baru menjadi prabhu dua
tahun kemudian meninggalkan keraton para putra sang sinagara yaitu bhre koripan
bhre mataram bhre pamotan dan pamungsu bhre kertabhumi. beliau sang prabhu
kapernah paman mereka. sang prabhu wafat di kadaton pada tahun 1478M.
Ini saya tampilkan dengan redaksi yang agak beda tapi maknanya sama.
tumuli sah saking kadaton saya maknai bukan secara apa adanya teks.
tapi jika mau diterjemahkan apa adanya ya jelas mereka meninggalkan keraton
sang prabhu atau kota kerajaan. tradisinya seorang bhre tetap banyak menetap di
pusat. di daerah kan ada patih.
Siwi Sang Shalahudin@
coba bandingkan ini:
/Kapernah paman bhre prabhu sang mokta ring kadaton i saka sonya nora yuganing
wong/
/Bhre prabhu yang wafat di kedaton tahun 1478M termasuk paman/
coba bandingkan dengan pembacaan prof slamet mulyana dalam buku pemugaran
persada.
Siwi Sang Terkait
pertanyaan sampeyan mereka pergi dari keraton mana dan hendak kemana saya dapat
menjelaskan tanpa ngawur mas shalahudin.
Begini. Mereka sejak tahun itu [1468M] tidak tinggal atau menghuni istana di
kota kerajaan trawulan campur sang paman. Mereka sangat mungkin menggalang
kekuatan di jinggan. ini dapat kita temukan datanya dalam prasasti petak 1486M
ada tokoh bergelar sang munggwing jinggan artinya yang bersemayam atau yang
lungguh di jinggan. ini maksudnya merujuk pada putra mahkota. sangat mungkin
dalam saat bersamaan mereka masih berkuasa di keraton masing masing menjadi
bhre. kita ambil contoh kasus berdirinya kadaton wetan. bhre daha indudewi
masih tetap bersetatus bhre daha meski tinggal di kedaton wetan wirabhumi.
Siwi Sang Shalahudin@
sebelum saya tambahkan, sampeyan belum menjawab tiga poin pertanyaan saya yang
di atas sebenarnya saya tujukan pada mas damar. Ben adil gentian paparkan ke
mana bhre prabhu jika yang dikata sah saking kadaton.
Shalahuddin Gh Siwi Sang:
1. Terjemahan sampean itu jelas maksa, entah demi tujuan apa. Jika bhre
koripan, bhre mataram, bhre pamotan, dan bhre kertabhumi yang pergi dari
istana, itu jelas ngawur. Dalam ilmu mengkomposisi tulisan atau terjemahan, ini
termasuk kate...Lihat
Selengkapnya
Siwi Sang Shalahudin@
yo sampeyan ancen editor jadi sangat rijit menguliti teks. Tapi sampeyan abai
melupakan kontek peristiwa di luar teks itu. Coba perbandingkan kontek
peristiwa dan para tokohnya menggunakan sumber lain di luar tek pararaton.
Masak saya tunjukan bahan bahannya apa saja?
Ok. Wes. Katakanlah saya sepakat ambek tafsir sampeyan atau mas damar bahwa
bhre prabhu yang meninggalkan keraton. Mari kita uji kemana raja majapahit ini
dan seterusnya
Siwi Sang Mari kita
uji tafsiranmu. Tolong dijawab tiga poin pertanyaan saya di atas sana. Saya
sulit scroll.
Siwi Sang Wong sampeyan
minta saya paparkan dan dah tak paparkan lah sampeyan misuh. Kambi diseruput
kopi mas. Nek diskusi iki wes gak sehat ya saya tak nyemak mawon. Mari kita
terbuka membaca sejarah.
Siwi Sang Wong
sampeyan minta saya paparkan dan dah tak paparkan lah sampeyan misuh. Kambi
diseruput kopi mas. Nek diskusi iki wes gak sehat ya saya tak nyemak mawon.
Mari kita terbuka membaca sejarah.
Shalahuddin Gh Siwi Sang:
Mengenai pertanyaanmu ke mana raja itu pergi setelah tidak menjadi raja
(direpresentasi dengan kata-kata "tumuli sah saking kedhaton"), aku
tidak tahu. Tugasku sudah selesai sebagai editor yang telah menunjukkan
kerapuhan terjemahanmu.
Saiki aku tak nggelar kloso wae mbarek ngopi. 13 Februari
pukul 0:40 · Suka
Rey Taka elahdalah
..ini namanya diskusi sehari semalam.. dr pagi smpai dini hari lg.. wess saiki
tuuruu wae ben ademm sekk ..
BERSAMBUNG