PEREMPUAN JAWA: kedudukan dan peranannya dalam Masyarakat abad VIII-XV karya Titi Surti Nastiti |
Angka tahun dalam Prasasti Trowulan III sudah hilang. Nama raja yang mengeluarkan prasasti juga sudah hilang.
Sampai saat ini belum ada penulis sejarah atau ahli epigrafi yang
dengan tegas mengidentifikasi tahun terbitnya Prasasti Trowulan III atau siapa
raja yang mengeluarkan prasasti ini.
Padahal, kalau membandingkan dengan prasasti Waringin Pitu
berangka tahun 1447M, cukup terang benderang bahwa prasasti Trowulan III
dan prasasti Waringin Pitu 1447M dikeluarkan oleh seorang tokoh maharaja yang
sama.
Mari kita cek dengan mengidentifikasi siapa tokoh MAHARAJA dalam
prasasti Trowulan III yang ditulis sebagai ayah dari Bhre Tumapel Sri
Singawikramawardhana dyah Suraprabhawa.
Dalam Prasasti Trowulan III terdapat keterangan yang menyebutkan
Bhre Tumapel Sri Singhawikramawardhana Dyah Suraprabhawa mempunyai isteri
bernama Bhre Singhapura Dyah Sripura Rajasawarddhanadewi.
Dyah Suraprabhawa dalam Prasasti Trowulan III disebut sebagai
putra bungsu SRI MAHARAJA.
Nama lengkap SRI MAHARAJA sudah hilang. Sehingga perlu ditafsirkan
siapa sesungguhnya SRI MAHARAJA ayah dari Bhre Tumapel Dyah Suraprabhawa.
Siwi Sang dalam buku GIRINDRA:Pararaja Tumapel-Majapahit terbitan
2013 telah mengidentifikasi bahwa maharaja Wijaya Parakrama Wardhana dyah
Kertawijaya dari permaisuri ratu Daha jayawardhani dyah Jayeswari memiliki 3
orang putra yaitu Rajasawardhana dyah Wijaya Kumara, Girisawardhana dyah
Suryawikrama, dan Singawikramawardhana dyah Suraprabhawa.
Jadi, merujuk pendapat Siwi Sang, kita ketahui bahwa ayah Dyah
Suraprabhawa yang dalam prasasti Trowulan III ditulis sebagai MAHARAJA adalah
maharaja Wijaya Parakrama Wardhana dyah Kertawijaya yang berkuasa sebagai
maharaja Majapahit pada tahun 1447M-1451M.
Berita dalam Prasasti Trowulan III yang menyebutkan Dyah
Suraprabhawa sebagai putra bungsu MAHARAJA Majapahit juga menguatkan pendapat
Siwi Sang yang menempatkan dyah Suraprabhawa sebagai putra bungsu maharaja
Majapahit Kertawijaya.
Menurut pendapat Siwi Sang, ketika baginda Prabhu Kertawijaya
naik tahta, baginda Rajasawardhana yang dinobatkan sebagai putra mahkota tetap
bersemayam di Kahuripan. Girisawardhana dyah Suryawikrama tetap di Wengker.
Sementara Singawikrama-wardhana dyah Suraprabhawa pindah dari Pandansalas ke
Tumapel menempati keraton yang sebelumnya ditempati ayahandanya [GIRINDRA hal
234].
Dalam prasasti Waringin Pitu tahun 1447M, yang menjadi maharaja
Majapahit adalah Wijaya Parakrama wardhana dyah Kertawijaya dan yang menjadi
Bhre Tumapel adalah Dyah Suraprabhawa.
Jadi identifikasi bahwa MAHARAJA dalam prasasti Trowulan III
adalah raja Kertawijaya sudah sangat klop.
Dengan demikian disimpulkan bahwa yang mengeluarkan prasasti
Trowulan III adalah maharaja Majapahit Wijaya Parakrama Wardhana dyah
Kertawijaya [1447M-1451M]
Tinggal kita mencari angka tahun terbitnya prasasti Trowulan III.
Dalam prasasti Trowulan III menulis Mahamahisi Dyah Sawitri
sebagai Bhre Kabalan.
Dalam Prasasti Waringin Pitu 1447M, yang menjadi Bhre Kabalan
adalah Mahamahisi Dyah Sawitri.
Dari fakta itu, dapatlah kita tempatkan bahwa Prasasti Trowulan
III terbit setelah prasasti Waringin Pitu 1447M. Karena tidak mungkin
Prasasti Trowulan III terbit sebelum tahun 1447M sebab berdasarkan berita Serat
Pararaton, raja Kertawijaya baru naik tahta sebagai maharaja Majapahit
menggantikan Sri Suhita pada tahun 1447M.
Terkait Bhre Kabalan, Serat Pararaton masih memberikan data catatan
bahwa Bhre Kabalan [ maksudnya Bhre Kabalan Mahamahisi dyah Sawitri permaisuri
Bhre Wengker Girisawardhana dyah Suryawikrama] wafat pada tahun 1450M.
Dengan demikian, merujuk berita Serat pararaton, dapat ditarik
kesimpulan bahwa prasasti Trowulan III dikeluarkan sebelum Bhre Kabalan
Mahamahisi dyah Sawitri wafat.
Rasanya sangat masuk akal jika kita tempatkan Prasasti Trowulan
III dikeluarkan oleh maharaja Majapahit Wijaya Parakrama Wardhana dyah
Kertawijaya antara tahun 1448M-1450M.
Titi Surti Nastiti yang menampilkan Prasasti Trowulan III dalam
bukunya judul PEREMPUAN JAWA : Kedudukan dan Peranannya dalam Masyarakat abad
VIII-XV juga belum membahas siapa MAHARAJA yang mengeluarkan Prasasti Trowulan
III.
Berikut kutipan isi Prasasti Trowulan III dari buku PEREMPUAN
JAWA: kedudukan dan peranannya dalam Masyarakat abad VIII-XV karya Titi Surti
Nastiti.
[a.2] .... saha caritra sira muang ajna paduka bhatare ka [3]
balan garbhbajanma nama dyah sawitri sri mahamahisi nama rajnyabhiseka
//....[5]....//o// iniring muwah ktajnanira tkapnyajna paduka bhatare
tumapel garbbhajanma nama dyah sura [6] prabhawa sri sinhawikramawaddhana nama
rajabhiseka tadantikatmaja pamungsu putra sira tkap sri ma [b.1] haraja
....//....[2]....// bharyyapati sira muang ajna paduka bhatare [3] sinhapura
garbbhajanma nama dyah sripura sri rajasawarddhanadewi nama rajnyabhiseka
[bosch 1981:170]
TERJEMAHAN:
perintah beliau diikuti oleh perintah paduka bhatara i kabalan
nama kecilnya dyah sawitri dan bergelar sri mahamahisi ...., diiringi pula oleh
perintah paduka bhatara i tumapel bernama kecil dyah suraprabhawa dan bergelar
sri sinhawikramawardhana beliau adalah putra bungsu sri maharaja ....
beliau beristerikan paduka bhatara i singhapura bernama kecil dyah sripura dan
bergelar sri rajasawarddhanadewi.