Pencarian pada pupuh mana Prapanca menulis berita wafat dan tempat pendarmaan Sang Narasingamurti, ayah Dyah lembu Tal, sangat berguna untuk mengidentifikasi sejarah Dyah lembu Tal
Maka dalam narasi ini, sengaja
menampilkan berita wafatnya para keluarga Girindra Tumapel dalam kakawin
Decawarnanna yang ditulis Sang Pujangga Agung Prapanca. Mulai dari Ranggah
Rajasa sampai Dyah Lembu Tal.
Ini terutama untuk membantu
menemukan jawaban atas pertanyaan:
Siapa yang bergelar Sang Wireng Laga
atau Sang Perwira Yudha pada pupuh 46/2 kakawin Decawarnanna? Apakah Sri
Narasingamurti ataukah Dyah Lembu Tal.
Dan siapa yang didarmakan sebagai
Boddha di candi Miren pada pupuh 46/2 kakawin Decawarnanna? Apakah Dyah Lembu
Tal ataukah Sri Narasingamurti.
Sangat kronologis Prapanca menulis
berita wafat dan tempat pendarmaan para tokoh penting [menurut Prapanca] wangsa
Girindra Tumapel mulai Ranggah Rajasa, Anusapati, Wisnuwardhana, Sri
Narasingamurti, Kertanegara dan Sri Bajradewi, sampai Dyah Lembu Tal.
Wafatnya Sri Ranggah Rajasa Sang
Amurwabhumi Ken Arok termuat dalam kakawin Decawarnanna pupuh 40/5.
Wafatnya Sang Anusapati termuat
dalam kakawin Decawarnanna pupuh 41/2.
Wafatnya Sri Wisnuwardhana Mapanji
Seminingrat dan Sri Narasingamurti Mahisa Cempaka termuat dalam kakawin
Decawarnanna pupuh 41/4.
Wafatnya Sri Kertanegara nararya
Murdhaya dan permaisuri Sri Bajradewi termuat dalam kakawin Decawarnanna pupuh
43/5-6. Meski dalam dua bait tetapi berturutan tidak meloncat ke bait pada
pupuh lain.
Wafatnya Dyah Lembu Tal termuat
dalam kakawin Decawarnanna pupuh 46/2.
Sumangga simak paparan berikut ini.
Semoga jadi awal jembatan penghubung menipiskan perbedaan tafsir sejarah Dyah
Lembu Tal.
Wafatnya Ranggah Rajasa dalam
kakawin Decawarnana pupuh 40/5
Pupuh 40/5: Mankin wrddyameweh tan
prabhawa wibhawa ring sri girindratmasunu enek tandel nikang yawadarani sumiwi
jon niran catraningrat. ri sakastabdi rudra karma kalahaniran mantuk ing
swarggaloka kyaningrat sang dinarmma dwaya ri kagenengan sri sewabodden usana.
Terjemahannya: Makin bertambah besar
aura kewibawaan dan kekuasaan Sang Putra Girindra Terjamin keselamatan pulau
Jawa selama menyembah kakinya. Tahun saka 1149/1227M, beliau berpulang ke
kayangan swargaloka. Didharmakan di Kagenengan sebagai siwabodda di Usana.
Catatan sebelumnya: http://kisahsejarahklasik.blogspot.co.id/2017/01/tafsir-sejarah-dyah-lembu-tal-sebagai_12.html
===========
SIWI SANG
BERSAMBUNG