Ranggah Rajasa ditulis sebagai Sri Girindratmasunu atau Sang Putra Girindra artinya sebagai putra Sri maharaja Girindra, raja Jenggala yang menganut agama Siwa. Girindra artinya rajagunung, nama lain batara Siwa.
Pupuh 40/5 menyebutkan Ranggah
Rajasa wafat atau berpulang ke Swarggaloka pada tahun 1227M dan didharmakan
sebagai Siwa dan Boddha di Kagenengan dan Usana. Meski dikenal sebagai penganut
Siwa, tetapi raja pertama Tumapel ini dihormati oleh para penganut agama
Boddha. Itu tentunya karena selama memerintah, Ranggah Rajasa sangat melindungi
para penganut Boddha. Hanya Ranggah Rajasa punya kelemahan yaitu dikenal
sebagai tokoh yang menenggelamkan agama Wisnu warisan Erlangga.
Wafatnya maharaja Anusapati dalam kakawin
Decawarnana pupuh 41/1
Pupuh 41/1: Bhatara sang anusanatha
wka de bhatara sumilih wisesa siniwi. Lawasniran amukti ring rat apageh tikang
sayawabhumi bekti matutur. Sakabdi tilakadri sambhu kalahan bhatara mulih ing
girindrabhawana sireki winaun pradipa siwawimbha rikang sudarmma ri kidal.
Terjemahannya: Bhatara Anusapati,
putera Sri Bhatara [putra Ranggah Rajasa], berganti menguasai tahta. Selama
pemerintahannya, tanah Jawa pageh/tetap kokoh sentosa, bersembah bakti. Pada
tahun saka 1170/1248M, Sri Bhatara [Anusapati] berpulang ke Girindrabuwana atau
alam bhatara Siwa. Pradipa/cahaya beliau diwujudkan arca Siwa, didarmakan di
Kidal.
Bhatara sang anusanatha adalah tokoh
yang dalam serat Pararaton ditulis sebagai Anusapati. Anusanatha artinya memang
sama dengan anusapati atau anusaraja. Meski ada kemungkinan punya nama lain,
selama ini para sejarawan cenderung mengenalnya sebagai Anusapati, putra
kandung pasangan Tunggul Ametung dan Ken Dedes.
Yang menarik dalam pupuh 41/1 adalah
bahwa Sang Anusapati ditulis sebagai putra Ranggah Rajasa. Wka berasal dari
kata weka, artinya putra laki. Bhatara Sang Anusanatha wka de bhatara, artinya
bhatara Sang Anusanatha putra dari bhatara Kagenengan Ranggah Rajasa.
Buku Girindra Pararaja Tumapel
Majapahit menulis bahwa selain putra tiri, Anusapati ternyata juga putra mantu
Ranggah Rajasa.
Di kesempatan lain akan dipaparkan
analisa sejarahnya mengapa Prapanca menulis Anusapati sebagai putra Ranggah
Rajasa.
Catatan sebelumnya: Tafsir Sejarah Dyah Lembu Tal Sebagai Ayah Raden Wijaya Pendiri Kerajaan Majapahit [3]
==========
SIWI SANG
BERSAMBUNG